Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Marketplace Desain Sedang di Gempur AI

 Mencari Keseimbangan Baru Di Marketplace Desain


Setahun belakangan ini mulai dihiasi dengan status ngeluh. Mulai banyak yang ngerasa pendapatan dari marketplace stabil, tapi stabil menurun. Nge-shot di Dribbble berkali-kali tapi tetep aja anyep, ga ada email dari client yang menyapa. 

Mungkin tidak semua mengalaminya, ada juga yang masih bisa growth dan bertumbuh. Mendirikan studio dan buka lowongan dimana-mana. Tapi mungkin kaum growth ini cuma 20%, 80% lainnya masuk golongan kaum nyungsep. 

Pertanyaanya? Apakah nyungsep ini akan selamanya, atau hanya trend saja? Mari kita kulik.

Faktor Keberuntungan

Bagi temen-temen yang masuk industri market desain di rentang 2017-2022 terberkatilah kalian semua. Era dimana tech-industry ngeluarin duit tanpa banyak mikir profit. Era saat pertumbuhan eksponensial lebih penting daripada keuntungan bisnis, lebih ke suasana MLM dibungkus dengan packaging high-tech.

Masa-masa indah saat bikin produk apa aja bisa laris, masa-masa upload WIP ngasal di Behance/Dribbble bisa dengan mudah dapet client. Masa dimana banyak muncul sultan-sultan desain baru, berdiri studio-studio baru di berbagai daerah. Tapi kalau dipikir-pikir pencapaian kita di rentang tahun tersebut lebih cenderung sebagai keburuntungan semata. Apakah karena karyanya keren atau produknya bagus? Bukan, emang pasarnya lagi bagus saja. Sama seperti investor pemula yang mulai masuk trading era pandemi, tiap bulan bisa profit. Apakah karena jago trading? Menurut saya bukan, emang pasarnya lagi bagus aja.

So, hati-hati terhadap oknum yang ngaku expert padahal bisnisnya baru booming 2-3 tahun kemarin. Mungkin mereka ya sedang beruntung saja, belum teruji tangguh tidaknya menghadapi krisis.

Perubahan Model Bisnis

Ketika awal kemunculan Envato Element, banyak sekali brand besar di Themeforest tidak mau masuk ke Element, juga diikuti penolakan yang massive dari author Graphicriver. Mereka berpendapat bahwa effort membuat produk yang sangat besar, tak akan cukup jika cuma diganti bagi hasil nol koma sekian dolar tiap downloadnya.

Sedikit banyak perilaku user ikutan berubah, yang dulunya perlu ngeluarin beberapa dolar untuk 1-2 produk, kini dengan beberapa dolar saja sudah bisa unlimited download . 

Model unlimited download ini pernah memukul industri musik sampai nyungsep, kehadiran Spotify memaksa label musik untuk gulung tikar. Di industri market desain sekarang sudah kelihatan, banyak market dan service yang nyungsep dan akhirnya ditutup. Sebutlah ada Twenty20, Design Inc, Threadless, Envato Studio dan banyak lainnya.

Perubahan model bisnis dari jualan konvensional berbasis fee ke model subscription tak selamanya berdampak buruk, at least ada sisi baiknya juga buat kreator. Meskipun hanya nol koma beberapa dolar, tapi tetap bisa menghasilkan earning yang lumayan stabil tiap bulannya. Terlebih di kondisi market yang sedang loyo ini.

Marketplace Juga Sedang Berjuang

Bukan kita saja yang sedang struggling menghadapi tantangan, marketplace pun juga demikian. 

Envato menghapus 40% lebih bonus author untuk dialokasikan demi kepentingan marketing dan pengembangan produk. Creativemarket menerima pinangan Dribbble agar runway-nya tambah panjang. 99design diakuisisi oleh Vistaprint agar tetap eksis. Pond5 yang kembang kempis akhirnya dibeli oleh Shutterstock.

Ga usah khawatir, nyungsep banyak temennya kok.

Pareto Principle

Mungkin teori yang paling mudah untuk menjelaskan fenomena saat ini ya teorinya Pak Vilfredo Pareto. Hukum 80/20. Pasar sejatinya hanya dikuasai oleh sebagian kecil bisnis. Tapi sebagian kecil ini mendominasi sebagian besar keuntungan pasar. 

Ketika ada perubahan dalam kondisi pasar seperti ekonomi yang tumbuh, teknologi baru, perubahan tren user atau perubahan regulasi dapat membuka peluang baru bagi new comer. New comer ini akan merangsek dan mencoba untuk menggeser dominasi si raksasa. 

Tapi siklus ini akan terus berulang, suatu saat akan balik lagi ke hukum 80/20. Dimana 80% pangsa pasar hanya akan dipegang oleh 20% bisnis. Selebihnya akan berguguran. Kita ada di masa dimana pasar sedang mencari keseimbangan 80/20 tersebut.

Mencari Ekonomi Moat

Konsep economy moat ini mencuat ketika dokumen internal Google tentang perkembangan AI bocor di media. Moat yang berarti parit dalam bahasa Indonesia dimaksudkan sebagai keunggulan sebuah marketplace dalam persaingan terhadap marketplace lainnya. Layaknya sebuah kastil yang dikelilingin parit, akan membuat kastil lebih susah ditembus oleh serangan.

Persaingan keunggulan seperti kualitas creator, jumlah pengguna, jaringan komunitas dan teknologi yang dipakai akan makin berasa akhir-akhir ini. Tak heran jika hampir semua marketplace mulai beradu teknologi AI masing-masing. Mulai menseriusi komunitas, menata ulang jenis dan kualitas produk yang mereka tawarkan, yang kadang berakibat suspend sepihak tanpa pemberitahuan. Semata-mata agar marketplace memiliki keunggulan yang tidak ada di marketplace saingan.

Emang Sudah Jalannya

Kembali ke pertanyaan diawal tadi, apakah tren nyungsep ini akan berlanjut. Jawaban singkat saya: IYA. 

Statistik dari U.S. Bureau of Labor Statistics mengkonfirmasinya.

  • 50% bisnis baru akan gagal di tahun pertama.
  • 30% bisnis yang selamat di tahun pertama akan gagal di tahun ke 3.
  • 20% bisnis yang selamat di tahun ketiga akan gagal di tahun ke 5.
  • dan hanya 15% bisnis yang selamat di tahun ke 5 akan selamat di tahun ke 10.

Evaluasi adn Refleksi

Terlalu dini, jika pencapaian yang kita peroleh di 2-3 tahun kebelakang membuat kita berbangga diri, melabeli diri dengan berbagai macam title yang belum ada di KBBI. Bukan bermaksud mengkerdilkan pencapaian teman-teman, tapi begitulah kenyataan lapangan.

Anggap saja sebagai beginner luck, rejeki nomplok sebagai tanda kasih sayang sang Maha Pemurah.

Persaingan dan dinamika di marketplace desain maupun service sangat bervariasi. Faktor-faktor seperti trend pasar, perubahan perilaku user, dan strategi pemesaran tiap marketplace sangat mempengaruhi keberhasilan kita sebagai kreator. 

Sangat penting untuk belajar skill adaptasi secara cepat, mempelajari pola dan kebutuhan pasar, serta terus meningkatkan kualitas karya untuk kesuksesan jangka panjang.

Sumber: https://www.facebook.com/azisher

Post a Comment for "Marketplace Desain Sedang di Gempur AI"